Senin, 29 Mei 2017

Media Gaib Jeneponto Perlakuan yang sama akan berulang di tanah Tarowang Jeneponto. Masyarakat dengan tegas melakukan penolakan tentang rencana pembangunan PLTU. Lahan yg akan dibebaskan adalah lahan



"Menolak Terusir di Tanah Sendiri"

Perencanaan pembangunan proyek PLTU, tak henti"nya di sodor untuk melahap tanah dan penghasilan masyarakat kecil. Dengan dalih menciptakan tenaga kerja, pemilik modal lewat relasi kuasanya mencoba meyakinkan masyarakat dengan iming"an uang dan intimidasi yg cukup keras. 

Belum cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk menelan pil pahit, dari berita tentang saudara kita Amisandi, yang lewat putusan pengadilan harus berdiam di jeruji besi selama 7 bulan, dikarenakan

pejuang dari tanah adat Seko ini, tidak ingin lahan tempatnya bercocok tanam direbut oleh aktivitas PLTU dan Tambang. Dengan tegas amisandi mengatakan "dengan bercocok tanam, kami mampu menghidupi keluarga kami, yang mengatakan kami miskin hanyalah kalian yg serakah terhadap harta".

Perlakuan yang sama akan berulang di tanah Tarowang Jeneponto. Masyarakat dengan tegas melakukan penolakan tentang rencana pembangunan PLTU. Lahan yg akan dibebaskan adalah lahan

produktif para petani di Tarowang, yang hanya berjarak 30 meter dari pemukiman masyarakat. Masyarakat Tarowang telah dengan tegas menolak pembangunan PLTU, tetapi tak jarang mereka mendapatkan perlakuan yg tidak bijak oleh pemerintah setempat. Berbagai intimidasi, ancam mengancam, tidak membuat perlawanan mereka menjadi surut.

Tentunya masyarakat Batu Jangang Tarowang Jeneponto, berkaca juga dengan kehadiran PLTU di Bangkala Jeneponto. Masih terngiang" di kepala kita dengan kasus Tude Beracun yang menewaskan 4 orang yg bermukim di sekitar lokasi tersebut. Laut tercemar karena limbah yang dibuang serampangan ke dasar laut. Kejadian ini menjadi momok menakutkan, juga sekaligus menjadi hantu yang membayangi pikiran masyarakat Tarowang.

Untuk itu, kata berjuang dan mempertahankan hak, bukan lagi sebuah beban yang mereka harus tanggungjawabpi sendiri. Tetapi kita harus berada di tengah" mereka, menjaga air, tanah dan penghidupan mereka. Sembari menyeka Air mata yg keluar dari mata batinnya.
Abd Fajar M Dg Marasang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar